MAKASSAR– Tiga siswa UPT SPF SMP Negeri 27 Makassar mengukir prestasi setelah meraih 1st winner atau Juara Pertama scientific paper alias Karya Tulis Ilmiah (KTI) setelah menyisihkan 35 sekolah lainnya dari Makassar, Gowa dan Maros pada ajang Bosowa School Makassar (BSM) Festival yang berlangsung pada 7-10 September 2023 di Kampus BSM jalan Lanto Daeng Pasewang kelurahan maricaya selatan kecamatan Mamajang kota Makassar.
BSM Festival menggelar beberapa lomba diantaranya tahfidz Qur’an, poetry competition, dan scientific paper.
Guru pembimbing KTI SMPN 27 Fatmawati Annas, S. Pd, M. Pd, mengatakan kegiatan ini diikuti oleh tiga orang siswa SMPN 27 yaitu Nur Aini sebagai ketua, Muh. Fhatir Putra Pratama dan Nur Qaylah Salsabila Bestari sebagai anggota.
Ketiganya berhasil memukau Dewan Juri dengan karya berjudul “Menumbuhkan Karakter Budaya Positif Siswa Melalui Temang Ta”.
Kata “Temang Ta” merupakan akronim dari terima kasih, maaf, tolong, dan tabe yang diambil dari dialek bahasa lokal suku Bugis-Makassar.
Nur Aini, siswa kelas VIII.1 yang menjadi ketua tim mengaku senang dengan prestasi timnya mengingat ini adalah pengalaman pertama mereka mengikuti lomba karya tulis ilmiah. Selama sepekan Aini dan dua temannya di bawah bimbingan dua gurunya berlatih. “Sangat senang, pas pengumuman ternyata kita juara satu” ungkap Aini
Menurut karya yang dipresentasikan ini pada dasarnya diambil dari kearifan lokal. “Temang Ta ini adalah budaya lokal yang diangkat sebagai upaya membangun disiplin positif siswa” terangnya.
Menurut Fatma, ada tiga hal yang yang dilakukan yakni pembiasaan sehari-hari dengan tutur berbahasa yang baik, sosialisasi dan kampanye melalui poster, dan pemilihan duta siswa-siswi jawabnya pada saat ditemui diruangan kepala SMPN 27 Makassar kemarin.
Guru pembimbing lainnya Andi Marauleng, S. Pd. I, menuturkan bahwa budaya Temang Ta harus diajarkan sedini mungkin.
“Karena dari kebiasaan yang dilakukan secara terus menerus akan mengajarkan siswa-siswi untuk beretika dalam berkomunikasi” jelas
Etika berkomunikasi ini diharapkan menjadi praktik baik yang dapat menumbuhkan karakter budaya positif bagi siswa-siswi yang dapat diterapkan dimanapun berada.
“Budaya terima kasih, maaf, tolong dan tabe akan menuntun siswa-siswi di kota makassar untuk memiliki karakter yang bertanggung jawab, jujur, dan peduli dengan tetap mengedepankan kearifan lokal budaya sendiri” kunci Marauleng.
Meski berbeda nasib, pembimbing lain dari cabang puisi dan tahfidz Qura’an Rosdianto, S. Pd. I, mengaku bangga anak didiknya dapat berpartisipasi dalam BSM Festival.
Menurut Rosdianto 36 peserta dari 3 kabupaten hanya dua sekolah negeri yang terpilih sedang lainnya berasal dari sekolah Islam terpadu yang cukup ternama di kota makassar.
“Anak-anak kita sudah memberikan yang terbaik, tapi memang lawanya berat” bebernya.
Kepala SMPN 27 Makassar Nurdin, S. Pd, SH., M. Pd, pada saat ditemui diruangan kerjanya, beliau mengapresiasi prestasi anak didiknya.
“Kita bangga siswa-siswi kita mampu berprestasi dalam berbagai bidang, kita sudah punya banyak prestasi dalam bidang ekskul dan olah raga” tuturnya