Politik

Menurut Guru Besar Kampus Swasta di Makassar, Keterwakilan Asal Toraja di DPD RI Perlu Perhatian

×

Menurut Guru Besar Kampus Swasta di Makassar, Keterwakilan Asal Toraja di DPD RI Perlu Perhatian

Sebarkan artikel ini

MAKASSAR — Lembaga survey Script Survey Indonesia (SSI) merilis elektabilitas calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD RI) daerah pemilihan (Dapil) Sulsel.

Dalam hasil rilis tersebut, Tamsil Linrung (18,40persen), Andi Muh Ihsan (12,10 persen), A Hatta Marakarma (5 persen), Maradang Makkulau (4,5 persen), dan Abdul Waris Halid (3,80 persen) berada pada posisi 5 besar dalam persentase elektabilitas.

Salah Satu petahana asal Toraja, Lily Amelia Salurapa berada di urutan ke enam (6) dengan persentase Elektabilitas 3,30 persen. Namun berbeda jauh dengan pendatang baru Pdt Musa Salusu yang berada di urutan ke-9 yang hanya memiliki (2,40 persen).

Rivalitas calon anggota DPD RI Dapil Sulsel semakin ketat, dimana dua calon yang berasal dari Toraja ini terlihat masih berada dibawah 5 besar dari persentase elektabilitas hasil survey.

Akademisi asal Toraja yang juga mantan Rektor UKI Paulus Makassar, Prof Pasolang Pasapan menanggapi perihal peluang calon anggota DPD RI yang berasal dari Toraja. Ia mengatakan jika kekhawatirannya akan keterwakilan dari Toraja akan hilang.

Melihat hasil survey yang beredar, Prof Pasolang yang merupakan Guru Besar asal Toraja ini melihat survey Lily Salurapa cukup baik di atas dari Pdt Musa Salusu. Hal ini menurutnya perlu menjadi perhatian dan perlu diperhatikan dengan baik hasil survey tersebut.

 

“Sebagai utusan keterwakilan dari Toraja, maka perlu kita melihat hasil survey dengan cermat, ini kelihatan jauh antara ibu Lily dan pak Pdt Musa. Hasrusnya ini diperhatikan jangan sampai tidak ada keterwakilan, dilihat saja hasil surveynya,” kata Prof Pasolang saat dihubungi melalui selularnya, Sabtu (10/2).

Prof Pasolang menambahkan jika kalau berpikir keterwakilan orang Toraja beda saat pemilihan beberapa tahun yang lalu. Ada dua keterwakilan orang Toraja saat itu karena saat itu Sulbar masih gabung dengan Sulsel.

“Kalau kita lihat mustahil ada dua keterwakilan orang Toraja duduk di DPD RI, untuk itu hal ini jadi bahan renungan kita bersama. Saya kira pertahankan keterwakilan, kita doakan Lily Salurapa untuk tetap bertahan di Senayan lewat DPD RI, ini menjadi keikhlasan kita jika tak ada keterwwakilan. Namun disisi lain lagi beda karena sisi kemauan pemilih,” ujar Prof Pasolang.

Lanjut Prof Pasolang menambahkan sebagai orang Toraja kita perlu renungkan lagi. Dikarenakan tiga hari lagi pemilihan digelar. Menurutnya suara sudah terbagi dirinya melihat peluang-peluang yang perlu direnungkan kembali sebagai pemilih. Hal ini agar kesempatan keterwakilan tidak hilang begitu saja.

“Ini saya pertegas lagi untuk direnungkan baik-baik, untuk saudara-saudara kita sewajarnya saja untuk melihat peluang kita orang Toraja, apa yang sudah diupayakan tetap dipertahankan sampai tugas-tugasnya selesai untuk mewakili kita orang Toraja,” tegas Prof Pasolang.

Hasil survey menurutnya tidak bisa dinafikkan, kekhawatiran tidak ada keterwakilan bisa saja terjadi. “Seharusnya realistis melihat survey itu, Mestinya menjadi kesadaran kita berpikir secara rasional adanya keterwakilan asal Toraja,” tutup Prof Pasolang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *