Ekobis

Harga Batubara Kembali Merangkak Naik: Permintaan dari China Meningkat

×

Harga Batubara Kembali Merangkak Naik: Permintaan dari China Meningkat

Sebarkan artikel ini

ELINE.ID,MAKASSAR – Harga batubara kembali merangkak naik, dipicu oleh permintaan yang meningkat dari China. Menurut data dari Trading Economics, harga batubara naik sebesar 0,98% menjadi US$ 128,95 per ton pada Selasa, 26 Maret 2024, pukul 16.00 WIB. Sehari sebelumnya, harga batubara turun 0,43% menjadi US$ 127,70 per ton pada Senin, 25 Maret 2024, pukul 20.00 WIB.

Diperkirakan bahwa harga batubara akan berada dalam kisaran US$ 100 hingga US$ 150 per ton pada akhir kuartal I-2024. Sementara itu, untuk kuartal II-2024, harga diperkirakan akan berkisar antara US$ 80 hingga US$ 200 per ton. Hal ini mencerminkan proyeksi tingginya permintaan dari China yang mempengaruhi pasar batubara global.

“Tentu kenaikan suatu komoditi atau suatu produk hasil eksport bisa mendatangkan tambahan devisa suatu negara, dan sektor pertambangan memang masih menjadi penyumbang utama di Indonesia,” Arief R Pabettingi, Ketua Gabungan Pengusaha Eksport Indonesia Sulawesi Selatan (GPEI Sulsel), saat dihubungi Herald.id Kamis 28 Maret 2024.

Harga Batubara Naik, Tapi Tidak Bertahan Lama

Meskipun harga batubara sedang mengalami kenaikan, para ahli memperkirakan bahwa tren ini tidak akan bertahan lama, diperkirakan hanya maksimal satu minggu mengingat sentimen pasar yang fluktuatif. Namun, momen ini tetap harus menjadi perhatian bagi pemerintah dan pelaku usaha untuk mengoptimalkan pasokan volume barangnya.

Menurut Arief, dampak kenaikan harga batubara ini terhadap Sulawesi Selatan masih kecil, karena komoditas andalannya adalah nikel. Meskipun demikian, perhatian terhadap pasar batubara tetap penting bagi stabilitas ekonomi regional.

“Untuk di Sulsel sendiri dampaknya masih kecil karena yang menjadi primadona kita adalah nikel, tapi semoga dengan adanya kanaikan harga batu bara ini akan di barengi dengan kenaikan komoditi pertambangan lainnya mengingat dunia sedang mengalami krisis energi,” tutup Arief.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *