MAKASSAR– Beberapa waktu lalu Provinsi Sulawesi Selatan menggelar panen Raya padi di kabupaten Maros Sulawesi Selatan.Panen raya digelar bersama para petani di lokasi Gerakan percepatan Tanam (Gertam) Antisipasi iklim El-nino di desa Bonto Sunggu, Kecamatan Bajeng.
Panen raya di tengah El Nino ini bisa dilakukan dengan metode pompanisasi dan didukung dengan ketersediaan pupuk. Terdapat 250 hektar sawah di Bontosunggu.
“Alhamdulillah panennya sukses. Atas nama pemerintah provinsi, saya mengucapkan terima kasih atas kerja luar biasa petani kita,” kata Bahtiar.
Saat daerah lain kesusahan akibat kekeringan, petani Bajeng justru bisa tetap panen raya. Karena itu, petani harus disupport dengan ketersediaan pupuk, air, penjualan, dan menjaga tanaman dari serangan hama. Petani memenuhi kebutuhan masyarakat yang paling primer, yaitu makanan. Esensi dasar pemerintahan, menyediakan makan dan minum bagi warganya.
“Kami datang, karena perlu memberikan semangat kepada petani kita. Bertani adalah pekerjaan yang mulia dan penuh berkah,” ucapnya.
Bahtiar juga mendorong agar sawah tidak hanya menghasilkan padi, tetapi juga palawija.
Untuk memastikan ketersediaan pupuk yang cukup bagi para petani, Sulawesi Selatan (Sulsel) mendapatkan jatah pupuk bersubsidi yang cukup besar.
Pupuk Indonesia telah menyiapkan stok pupuk mencapai 188.808 ton, yang mencakup 130.250 ton pupuk urea, 56.326 ton pupuk NPK (Nitrogen, Fosfor, Kalium), dan 2.231 ton pupuk NPK formula khusus kakao. Jumlah ini lebih dari dua kali lipat dari alokasi pupuk yang telah ditetapkan oleh Pemerintah untuk bulan November, yaitu sebesar 81.167 ton.
“Semua stok tersebut jumlahnya di atas ketentuan yang diatur Pemerintah. Dimana posisi stok pupuk bersubsidi urea di Sulawesi Selatan tersebut setara dengan 333 persen dari alokasi, dan NPK 280 persen dari alokasi bulan November, ujar Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Pupuk Indonesia, Wono Budi, dilansir bumn.go.id, Jumat, 3 November 2023.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 10 Tahun 2022, petani yang memenuhi syarat untuk menerima pupuk bersubsidi harus tergabung dalam kelompok tani, terdaftar dalam Sistem Informasi Manajemen Penyuluh Pertanian (SIMLUHTAN), dan menggarap lahan dengan luas maksimal dua hektar.
Selain itu, regulasi ini juga mengidentifikasi sembilan komoditas strategis yang memenuhi syarat untuk menerima subsidi pupuk, termasuk padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, kopi, tebu, dan kakao. Hal ini bertujuan untuk memastikan penggunaan pupuk bersubsidi secara efisien sesuai dengan kebutuhan pertanian.
Pupuk Indonesia memiliki infrastruktur distribusi yang kuat di Sulawesi Selatan, termasuk gudang, distributor, dan kios yang tersebar luas. Fasilitas distribusi ini didukung oleh Distribution Planning & Control System, yang memungkinkan pemantauan stok secara efisien dan real-time.
Di wilayah Sulawesi Selatan, luas lahan pertanian mencapai sekitar 2.137.350 hektar, yang dikelola oleh sekitar 933.888 petani yang berlokasi di 24 kabupaten/kota.
Penyediaan stok pupuk yang lebih dari cukup ini memberikan jaminan bagi petani Sulawesi Selatan bahwa mereka dapat melanjutkan kegiatan pertanian mereka tanpa kendala kekurangan pupuk. Ketersediaan pupuk bersubsidi yang mencukupi memiliki peran penting dalam mendukung pertumbuhan sektor pertanian di wilayah tersebut dan memastikan ketahanan pangan.